Serangan Siber Menghantui Pemilu Romania setelah Kebangkitan Kontroversi

Direktorat Keamanan Siber Romania tidak segera memberikan tanggapan terhadap permintaan untuk informasi lebih lanjut terkait serangan siber yang terbaru.
Para peretas mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui saluran Telegram mereka, di mana mereka menyoroti situs web kementerian dalam negeri dan kementerian keadilan sebagai sasaran. Saluran berita Romania, Digi24, melaporkan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode distributed denial of service (DDoS), yang bertujuan untuk membanjiri target dengan lautan lalu lintas internet.
Direktorat Keamanan Siber menegaskan bahwa semua situs web yang disebutkan oleh kelompok peretas tersebut tetap beroperasi pada pukul 14:00 waktu setempat. Dalam sebuah unggahan di Facebook, mereka menambahkan referensi dari film Star Wars: “May the Force be with you.” Ini menunjukkan sikap optimis meskipun serangan siber sedang berlangsung.
Serangan ini terjadi pada saat warga Romania sedang memberikan suara dalam putaran pertama pemilihan presiden yang diulang. Mahkamah Agung negara tersebut membatalkan putaran awal yang berlangsung tahun lalu karena adanya dugaan kampanye ilegal yang melibatkan pemenang putaran pertama, Călin Georgescu, seorang ultranasionalis yang kurang dikenal, serta dugaan pengaruh Rusia dalam proses pemilihan.
Menurut dokumen intelijen yang telah dibongkar oleh Romania, lebih dari 85.000 serangan siber dilaporkan terjadi terhadap sistem TI pemilu Romania pada hari pemilihan yang lalu bulan November dan setelahnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar mengenai keamanan siber di tengah ketegangan politik yang meningkat.
Serangan ini bukan hanya menggangu pemilu, tetapi juga menunjukkan potensi kerentanan infrastruktur digital negara tersebut, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap hasil pemilihan. Keamanan pemilu menjadi isu yang semakin krusial di seluruh dunia, terutama setelah berbagai insiden sebelumnya yang menunjukkan bahwa serangan siber dapat mengubah arah politik suatu negara secara signifikan.