Krisis Pemerintahan Thailand Setelah Panggilan Telepon yang Bocor

Pemerintahan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, yang baru berusia 10 bulan, berada dalam kondisi genting setelah bocornya rekaman percakapan telepon antara dirinya dan pemimpin Kamboja, Hun Sen. Insiden ini telah memicu kemarahan publik dan membuat salah satu mitra koalisi kunci memutuskan untuk keluar dari pemerintahan.
Dalam rekaman audio tersebut, Paetongtarn, yang berusia 38 tahun, menyebut Hun Sen sebagai "paman" dan tampaknya meremehkan penanganan seorang komandan senior militer Thailand terkait sengketa perbatasan yang memanas. "Saya ingin meminta maaf atas bocornya audio percakapan saya dengan pemimpin Kamboja yang telah menimbulkan ketidakpuasan publik," ujarnya pada hari Kamis, saat desakan untuk pengunduran dirinya semakin meningkat.
Partai Bhumjaithai, partai terbesar kedua dalam koalisi pemerintahan yang dipimpin oleh Partai Pheu Thai, memutuskan untuk keluar pada hari Rabu, yang secara serius melemahkan kendali pemerintah di parlemen. Kini, koalisi tersebut berada dalam posisi genting, dengan dua mitra lainnya bertemu pada hari Kamis untuk mengevaluasi posisi mereka.
Sebagaimana dilaporkan oleh BBC, para kritikus segera menyerang sikap Paetongtarn yang dianggap terlalu menghormati Hun Sen dan komentarnya tentang militer Thailand, yang ia sebut "hanya ingin terlihat keren dan mengatakan hal-hal yang tidak berguna." Paetongtarn membela percakapan tersebut sebagai "teknik negosiasi," namun pandangan publik terhadapnya semakin memburuk. Kedekatan keluarga Shinawatra dengan keluarga penguasa Kamboja—di mana ayahnya, Thaksin, dan Hun Sen adalah sekutu lama yang saling menyebut satu sama lain sebagai "saudara dewa"—telah lama memicu kecurigaan di kalangan nasionalis Thailand.
Hun Sen, yang menyatakan telah membagikan audio tersebut kepada 80 politisi, kemudian mengunggah klip penuh berdurasi 17 menit di Facebook. Kementerian luar negeri Thailand, dalam sebuah surat kepada duta besar Kamboja, menyatakan "kekecewaan yang mendalam" atas kebocoran percakapan pribadi tersebut. Mereka memperingatkan bahwa kebocoran ini "akan sangat mempengaruhi upaya yang sedang dilakukan oleh kedua pihak untuk menyelesaikan masalah ini dengan itikad baik."
Tensi di perbatasan kembali meningkat bulan lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan, menyebabkan hubungan diplomatik mencapai titik terendah dalam lebih dari satu dekade. Kamboja membalas dengan larangan besar-besaran terhadap impor dari Thailand, mulai dari produk pertanian hingga listrik dan bahkan drama Thailand, sementara kedua negara memberlakukan pembatasan baru di perbatasan.
Paetongtarn, Perdana Menteri termuda dalam sejarah Thailand dan hanya wanita kedua yang menduduki jabatan tersebut (setelah tantenya, Yingluck), naik ke tampuk kekuasaan pada bulan Agustus setelah pendahulunya, Srettha Thavisin, dipecat melalui putusan pengadilan.