Setidaknya sebelas orang mengalami luka-luka setelah Iran meluncurkan serangan rudal terhadap Israel, hanya beberapa jam setelah serangan udara AS ke tiga lokasi nuklir di Iran. Alarm sirene terdengar dan ledakan mengguncang bagian-bagian tengah dan utara Israel, termasuk Tel Aviv, Haifa, Nes Ziona, dan area Rishon Lezion. Tentara Israel telah mengidentifikasi rudal-rudal yang diluncurkan dari Iran dan sedang melakukan upaya untuk menghadapi ancaman tersebut.

Sumber berita AFP melaporkan bahwa sekitar 30 rudal telah diluncurkan ke Israel dari wilayah Iran. Salah satu lokasi yang menjadi target adalah Bandara Internasional Ben Gurion, yang merupakan salah satu pintu masuk utama ke negara tersebut. “Gambar-gambar langsung yang Anda saksikan adalah salvo baru rudal Iran yang diluncurkan ke wilayah yang diduduki,” ungkap seorang presenter di stasiun televisi Iran saat melaporkan serangan rudal baru yang ditujukan ke Israel. Beberapa visual yang beredar luas di media sosial mengklaim menunjukkan kerusakan yang terjadi di kota Haifa setelah serangan Iran.

“Sebelas orang telah dibawa ke rumah sakit, termasuk satu pria berusia 30 tahun yang mengalami luka moderat di bagian atas tubuh akibat serpihan,” kutip AFP dari layanan penyelamat Magen David Adom Israel. Pada hari Minggu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa negaranya telah melakukan serangan terhadap tiga lokasi nuklir - Fordow, Natanz, dan Esfahan. Serangan AS tersebut menggunakan bom penetrator yang dikenal sebagai GBU-57 Massive Ordnance Penetrator, yang ditujukan pada pabrik pengayaan bahan bakar nuklir Fordow milik Iran. Bom ini saat ini hanya dapat diluncurkan oleh pembom siluman B-2, yang merupakan bagian dari arsenal militer AS.

Selain itu, kapal selam AS juga meluncurkan sekitar 30 rudal Tomahawk. Sejak saat itu, AS telah mengambil sikap tegas terhadap Iran, mengharapkan negara tersebut untuk mundur. Gedung Putih menyatakan bahwa Trump sedang mencari waktu tambahan untuk mempertimbangkan langkah apakah AS akan terlibat langsung dalam konflik dan mengirimkan pasukan. Di tengah kekhawatiran akan radiasi setelah serangan pada situs nuklir, Iran menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda kontaminasi radioaktif di ketiga lokasi tersebut dan tidak ada bahaya bagi penduduk sekitar. Gerakan militer AS ini terjadi lebih dari seminggu setelah Israel meluncurkan serangan yang menargetkan situs nuklir dan militer, termasuk jenderal-jenderal dan ilmuwan-ilmuwan terkemuka Iran.

Serangan Israel bertujuan untuk secara sistematis memberantas pertahanan udara Iran dan kemampuan misil ofensifnya. Sementara Trump dan Israel mengklaim adanya ancaman dari Iran yang dapat merakit senjata nuklir, Iran tetap bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.