Badak Ruang Eropa (ESA) baru-baru ini mengeluarkan prediksi yang menarik tentang kapan manusia akan meninggalkan Bumi untuk selamanya dan tinggal di Mars. Meskipun tampaknya masih jauh di masa depan, nama-nama besar dari dunia luar angkasa, seperti Elon Musk, telah merencanakan agar manusia mendarat di Mars pada awal dekade mendatang.

Meski pengujian rutin untuk Starship milik SpaceX mengalami kegagalan yang parah minggu ini, Musk tetap menegaskan niatnya untuk mengirim satu juta manusia untuk tinggal di Mars pada tahun 2050. Ini berarti sekitar 40.000 orang akan berpindah ke Mars setiap tahunnya hingga saat itu.

Sementara prediksi yang mengesankan ini tampak agak tidak realistis pada saat ini, ESA telah menerbitkan laporan baru berjudul 'Teknologi 2040: Visi untuk Badan Antariksa Eropa'. Laporan ini merinci tujuan lembaga selama 15 tahun ke depan dan juga membahas kapan manusia mungkin akan meninggalkan kehidupan di Bumi untuk pindah ke Planet Merah dan lebih jauh lagi.

Para ilmuwan luar angkasa berencana untuk mendarat di Mars dalam 10-15 tahun ke depan. Berbasis di Paris, ESA mewakili 23 negara anggota, termasuk Inggris - jadi, apakah kita bisa menjadi salah satu manusia pertama yang tinggal di Mars?

Dalam laporan tersebut, ESA memprediksi bahwa pada tahun 2040, akan ada 'kehadiran Eropa yang tangguh' di seluruh sistem tata surya, menggambarkan luar angkasa sebagai 'wilayah' ketimbang 'perbatasan'.

Laporan ini juga menekankan pentingnya terobosan ilmiah yang dapat dihasilkan dengan memperluas eksplorasi luar angkasa, dengan klaim bahwa dalam waktu hanya 15 tahun, manusia akan tinggal di antara bintang-bintang.

Dalam pandangan ESA, manusia akan membuat rumah di 'oase luar angkasa' besar yang akan mengorbit Bumi, sementara beberapa di antaranya akan berada di Bulan dan lainnya bahkan akan tinggal di Mars dan planet-planet lainnya. Oase luar angkasa ini akan berbentuk kubah putih yang melindungi manusia dari radiasi kosmik, sekaligus menyediakan tempat untuk tidur, makan, dan bekerja.

Habitat mandiri ini akan menghasilkan daya dan makanan sendiri, sehingga menghilangkan kebutuhan untuk misi pengiriman pasokan dari Bumi, mirip dengan film 'The Martian' yang dirilis pada tahun 2015. Menurut laporan, tanaman padi, jamur, tomat, sayuran berdaun, dan kentang akan ditanam di oase dengan atap kaca yang memantulkan panas.

Diharapkan bahwa manusia akan dapat mengirimkan robot otonom untuk menjelajahi planet, yang akan melaksanakan misi tanpa risiko kelelahan, kontaminasi debu, atau keracunan radiasi.

Laporan tersebut juga mencakup prediksi bahwa jika manusia berhasil mendarat di Mars, asteroid akan ditambang dan digunakan sebagai bahan bangunan. ESA memperkirakan bahwa struktur luar angkasa besar yang mirip dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb yang terkenal dapat dibuat atau dirakit di orbit, atau di permukaan benda langit.

ESA menyatakan: 'Langkah berikutnya dalam eksplorasi manusia akan melibatkan tinggal lebih lama dan tujuan yang lebih jauh. Kunci keberhasilan usaha ini adalah penciptaan infrastruktur yang lebih permanen dengan peningkatan kemandirian dari Bumi.'

Tak ketinggalan, kecerdasan buatan (AI) juga akan berperan penting dalam masa depan eksplorasi luar angkasa. Laporan tersebut menyebutkan bahwa AI akan dipercaya untuk membuat keputusan penting, termasuk membantu mengendalikan pesawat luar angkasa. Sementara itu, mendaur ulang puing-puing luar angkasa juga menjadi salah satu tujuan ketika manusia mulai menghuni Mars.

Menurut ESA, seluruh sistem tata surya akan terhubung dengan jaringan internet yang luas, dengan tujuan akhir agar manusia dapat tinggal di luar angkasa secara permanen sambil mengambil langkah menuju menjadi spesies multi-planet. Hanya waktu yang akan membuktikan, bukan?