Bendera Amerika Serikat dan Israel diproyeksikan di dinding bersejarah Kota Tua dekat Gerbang Hebron di Yerusalem, Israel, pada 22 Juni 2025.

Pada hari Sabtu, Amerika Serikat melancarkan serangan udara di tiga lokasi nuklir Iran, secara resmi memasuki perang Israel melawan Teheran. Tindakan ini datang sebagai kejutan, terutama setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan pada hari Kamis bahwa ia masih mempertimbangkan keterlibatan AS dan akan mencapai keputusan 'dalam dua minggu ke depan.'

Banyak analis keuangan dan politik mengartikan pernyataan tersebut sebagai kode untuk ketidakaktifan. 'Ada juga skeptisisme bahwa jadwal 'dua minggu' adalah ungkapan yang terlalu familiar digunakan oleh Presiden untuk menunda pengambilan keputusan besar.' tulis Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets.

Sejak lama, Trump dikenal sering tidak melanjutkan tindakannya setelah memberikan batas waktu 'dua minggu' pada tindakan-tindakan besar, menurut laporan NBC News. Dan siapa yang bisa melupakan istilah TACO? Istilah ini merupakan akronim dari 'Trump Always Chickens Out' — yang menggambarkan pola presiden AS yang mengancam tarif berat, menekan pasar, tetapi kemudian menghentikan atau mengurangi keparahan tarif tersebut, membantu saham untuk pulih.

'Trump harus mengubur TACO sebelum TACO menguburnya ... dia telah dipaksa untuk mundur di banyak kesempatan, dan itu telah mengorbankan banyak kredibilitasnya,' kata David Woo, CEO David Woo Unbound.

Namun, Trump mengikuti ancamannya, bahkan sebelum batas waktu dua minggu yang diajukan. 'Akan ada perdamaian, atau akan ada tragedi untuk Iran yang jauh lebih besar daripada yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir,' ujar Trump pada malam hari Sabtu.

Tetapi mempertimbangkan kritik Trump terhadap keterlibatan AS dalam perang di bawah presiden-presiden sebelumnya, apakah pengeboman AS terhadap Iran ini menambah kredibilitasnya, atau justru semakin mengikisnya?