Bintang Brasil, Alexandre Pato, telah menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap keluarga Juliana Marins setelah insiden tragis yang merenggut nyawa sang penari muda saat mendaki Gunung Rinjani. Insiden ini terjadi pada 21 Juni 2025, ketika Juliana, yang berusia 26 tahun dan berasal dari Niterói, Brasil, jatuh dari ketinggian 600 meter (sekitar 2000 kaki) ke dalam kawah gunung berapi yang terletak di Lombok, Indonesia. Keluarga Juliana mengklaim bahwa operasi penyelamatan mengalami keterlambatan, yang mengakibatkan mereka kehilangan putri tercinta mereka.

Menurut otoritas Pencarian dan Penyelamatan Indonesia, Juliana terjebak di dalam kawah setelah jatuh, dan pencarian dilakukan menggunakan drone, helikopter, serta tim darat selama empat hari. Sayangnya, tubuh Juliana baru ditemukan pada 24 Juni, setelah upaya penyelamatan yang penuh kesulitan. Keluarga Juliana sangat marah dan menyatakan bahwa jika tim penyelamat dapat mencapai lokasi dalam waktu tujuh jam yang diperkirakan, maka Juliana masih hidup.

Juliana Marins telah dikenal luas di media sosial karena kepribadiannya yang ceria dan semangatnya yang tinggi. Dalam sebuah video yang direkam sebelum pendakian, ia terlihat bersenang-senang bersama temannya, menunjukkan kebahagiaan meski di tengah cuaca mendung. “Pemandangannya luar biasa,” kata temannya, dan Juliana menjawab dengan senyuman, “Ya, kami melakukannya untuk pemandangan ini, jadi saya senang.”

Tindakan Pato yang mulia dimulai pada 26 Juni, ketika ia menghubungi keluarga Juliana untuk menawarkan bantuan dalam proses repatriasi jenazah. Ia berkomitmen untuk menangani semua urusan terkait pengembalian jenazah Juliana ke Brasil, dan hal ini menunjukkan kepedulian yang nyata di tengah kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh keluarga. Biaya repatriasi diperkirakan sekitar BRL 100,000 (sekitar £13,000), dan Pato ingin membantu meringankan beban ini. Meskipun belum ada kepastian apakah keluarga Juliana akan menerima tawaran tersebut, tindakan baiknya telah menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia.

Mariana, saudara perempuan Juliana, mengungkapkan rasa frustrasinya mengenai bagaimana pemandu tur meninggalkan Juliana ketika dia merasa lelah. Ketika para penyelamat akhirnya sampai ke lokasi, mereka menemukan situasi yang sudah terlambat. Keluarga Juliana bertekad untuk mencari keadilan atas apa yang mereka anggap sebagai kelalaian serius dari tim penyelamat.

Di tengah kesedihan ini, aksi dermawan Pato menjadi cahaya harapan bagi keluarga dan memberikan pesan penting tentang solidaritas dan kepedulian di dalam komunitas internasional.