Kembali Memanas: Perseteruan Donald Trump dan Elon Musk

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan miliarder teknologi, Elon Musk, sekali lagi terlibat dalam perseteruan yang sengit. Dalam perkembangan terbaru, Trump mengancam akan mendeporasi Musk dan menghentikan dana federal untuk bisnisnya, menyusul kritik yang dilontarkan Musk terhadap paket belanja utama presiden tersebut.
Musk, yang merupakan orang terkaya di dunia, sebelumnya dikenal sebagai donatur politik terbesar bagi Trump dalam pemilihan 2024. Ia menjadi sekutu dekat Trump pada bulan-bulan awal kepemimpinannya kembali di Gedung Putih, menjabat sebagai kepala Department of Government Efficiency (DOGE). Namun, kini Musk mengancam akan menggunakan kekayaannya untuk melawan Trump, mempertimbangkan untuk mendirikan partai politik saingan guna menantang para Republikan yang memilih untuk mendukung paket belanja Trump yang dikenal sebagai "One Big Beautiful Bill."\
Paket pajak dan belanja yang dikendalikan oleh Senat AS tersebut baru saja disetujui, dan menyetujui sebuah paket besar yang akan mengabadikan banyak prioritas utama Trump menjadi undang-undang, sekaligus menambah utang nasional sebesar $3,3 triliun. Sekarang, paket tersebut akan kembali ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan akhir.
Dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan saat menghadiri pembukaan pusat penahanan migran baru di Florida yang dijuluki "Alligator Alcatraz," Trump menanggapi pernyataan Musk. "Kita harus melihatnya," ungkap Trump kepada para wartawan ketika ditanya apakah ia mempertimbangkan untuk mendeporasi Musk, yang telah memegang kewarganegaraan AS sejak tahun 2002.
Trump juga menunjukkan niatnya untuk mengevaluasi kontrak besar dan subsidi yang diterima perusahaan Space X dan internet satelit Starlink milik Musk dari pemerintah AS. "Kita mungkin harus menempatkan DOGE pada Elon. Tahukah Anda apa itu DOGE? DOGE adalah monster yang mungkin harus kembali dan memakan Elon," ujar Trump.
Pernyataan Trump ini datang setelah Musk mengungkapkan penyesalannya atas beberapa postingan yang menyinggung Trump, mengatakan bahwa beberapa tulisannya "terlalu jauh." Dalam salah satu cuitannya di jejaring sosial X, Musk menanggapi komentar Trump tentang deportasi dengan mengatakan, "Begitu menggoda untuk meningkatkan ini. Sangat, sangat menggoda. Tapi saya akan menahan diri untuk saat ini." Sementara itu, saham Tesla anjlok sekitar 5% pada hari sebelumnya.
Trump telah mengeluarkan pernyataan serupa sebelumnya, menyebut bahwa Musk menyerang paket belanja tersebut karena ia merasa kesal setelah ada penghapusan dukungan untuk industri kendaraan listrik (EV). "Tanpa subsidi, Elon mungkin harus tutup dan kembali ke rumahnya di Afrika Selatan," ujar Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya.
Musk, yang pada satu titik menjadi sosok yang hampir selalu terlihat di sisi Trump dengan mengenakan topi MAGA, kini menjauh dari perhatian publik namun kembali bersuara saat paket tersebut mulai melalui jalur sulit di Kongres. Ia terus-menerus memposting kritik terhadap paket belanja di platform X yang dimilikinya, mengklaim bahwa undang-undang tersebut akan meningkatkan defisit AS. Musk juga menuduh para Republikan meninggalkan upaya untuk menempatkan Amerika di garis depan revolusi energi bersih dan kendaraan listrik.
“Yang saya minta adalah agar kita tidak bangkrutkan Amerika,” kata Musk di media sosial, menuduh para Republikan mendukung "perbudakan utang". Lebih mengkhawatirkan mungkin bagi Trump adalah cara Musk berusaha menyasar politisi Republikan yang rentan menjelang pemilihan paruh waktu AS 2026. Musk mengatakan bahwa ia akan membentuk gerakan politiknya sendiri yang dinamakan "America Party" jika undang-undang Trump disahkan, dan berjanji akan mendanai penantang terhadap politisi yang berkampanye untuk pengurangan belanja federal tetapi kemudian memilih untuk mendukung paket tersebut. "VOX POPULI VOX DEI 80% memilih partai baru," tulisnya setelah meluncurkan sebuah jajak pendapat tentang ide tersebut di X.