Dalam sebuah penelitian sebelumnya, para ilmuwan fokus pada cara lebah terbang dan memeriksa pola tertentu. Namun, dalam studi terbaru ini, mereka mengeksplorasi lebih dalam mengenai mekanisme otak yang mendasari perilaku tersebut. Dr. HaDi MaBouDi, seorang peneliti di Universitas Sheffield, menjelaskan, “Dalam pekerjaan kami sebelumnya, kami sangat terkesan mengetahui bahwa lebah menggunakan pendekatan pemindaian yang cerdas untuk memecahkan teka-teki visual. Namun, itu hanya memberi tahu kami apa yang mereka lakukan; untuk studi ini, kami ingin memahami bagaimana.”

Dr. MaBouDi dan timnya mengembangkan model otak lebah yang menunjukkan bahwa sirkuit saraf di dalamnya dioptimalkan untuk memproses informasi visual, bukan secara terpisah, tetapi melalui interaksi aktif dengan gerakan terbangnya di lingkungan alami. Temuan ini mendukung teori bahwa kecerdasan muncul dari bagaimana otak, tubuh, dan lingkungan saling berinteraksi.

Kemudian, penelitian ini juga mengangkat pertanyaan yang telah lama menarik perhatian para ilmuwan: Apakah ukuran otak berpengaruh terhadap kecerdasan? Pertanyaan ini telah lama menjadi perdebatan di kalangan ahli biologi dan neuroscientists. Namun, Profesor Lars Chittka dari Universitas London memberikan jawaban yang signifikan berkat eksperimen ini. Dengan data yang diperoleh, ia berupaya untuk menjelaskan hubungan antara ukuran otak dan kemampuan kognitif, mengaitkannya dengan penemuan sebelumnya yang mencatat bahwa beberapa spesies dengan ukuran otak yang lebih kecil mampu menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dalam perilaku mereka.