Astronaut India, Shubhanshu Shukla, yang saat ini berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), sedang berkontribusi dalam sebuah studi bersejarah yang berpotensi merevolusi pemahaman dan manajemen diabetes, tidak hanya di luar angkasa tetapi juga di Bumi. Penelitian ini merupakan bagian dari Axiom Mission 4 (Ax-4), di mana Shukla terlibat dalam lebih dari 60 eksperimen ilmiah. Salah satu studi yang paling signifikan adalah “Suite Ride,” yang bertujuan untuk memahami bagaimana mikrogravitasi memengaruhi metabolisme glukosa. Temuan ini dapat membuka jalan bagi misi luar angkasa di masa depan yang melibatkan astronaut dengan diabetes yang bergantung pada insulin—sebuah kelompok yang saat ini dikecualikan dari penerbangan luar angkasa akibat risiko medis.

Menggugat Aturan Lama Tentang Diabetes di Luar Angkasa

Orang yang menderita diabetes secara historis dianggap tidak layak untuk perjalanan luar angkasa karena kompleksitas dalam mengelola gula darah di bawah kondisi tanpa gravitasi. Namun, misi Ax-4, bekerja sama dengan Burjeel Holdings, berusaha menantang batasan tersebut. “Suite Ride” sedang menyelidiki bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi metabolisme glukosa dalam tubuh manusia. Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang diabetes dan penyakit metabolik lainnya yang mempengaruhi regulasi gula darah,” ungkap Dr. Mohammad Fityan, Pemimpin Klinis proyek Suite Ride dan Kepala Petugas Medis di Burjeel Medical City, kepada India Today.

Proyek ini mengeksplorasi bagaimana Continuous Glucose Monitors (CGMs) dan insulin berperilaku dalam mikrogravitasi. Alat-alat ini telah mengubah perawatan diabetes di Bumi dan berpotensi disesuaikan untuk lingkungan luar angkasa.

Kenapa Mikrogravitasi Menjadi Lingkungan Penelitian yang Unik

Ruang angkasa memberikan kesempatan langka untuk mempelajari tubuh manusia tanpa tarikan gravitasi yang konstan. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati perubahan dalam metabolisme, massa otot, distribusi cairan, dan bahkan siklus tidur dalam pengaturan yang terkontrol. “Mikrogravitasi memungkinkan kita untuk mempelajari metabolisme tanpa pengaruh gravitasi. Ini bisa membantu mengidentifikasi jalur baru dan biomarker awal untuk resistensi insulin,” kata Dr. Fityan dalam interaksinya dengan India Today. Temuan seperti ini tidak hanya dapat memperdalam pemahaman medis tentang diabetes, tetapi juga kondisi metabolik kronis lainnya.

Cara Kerja Eksperimen di ISS

Saat misi berlangsung selama dua minggu, astronaut yang berpartisipasi dilengkapi dengan CGMs yang memantau kadar glukosa secara real-time. Meskipun pena insulin telah dikirim ke misi ini, astronaut tidak mengadministrasikan insulin. Sebagai gantinya, para peneliti memeriksa bagaimana insulin bereaksi terhadap kondisi penyimpanan di luar angkasa dan apakah insulin tetap stabil serta efektif. “Sampel darah yang diambil di tempat juga sedang dianalisis untuk memvalidasi data CGM,” jelas Dr. Fityan dalam interaksi media. “Burjeel Holdings menyediakan lancet, jarum, dan alat analisis glukosa darah untuk misi ini.”

Eksperimen ini dirancang untuk mensimulasikan pemantauan diabetes di luar angkasa untuk menentukan bagaimana tubuh akan bereaksi jika astronaut yang bergantung pada insulin suatu hari diizinkan untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa.

Menangani Risiko untuk Astronaut Diabetik

Dr. Fityan menjelaskan tantangan utama yang saat ini menghalangi individu dengan diabetes untuk berpartisipasi dalam penerbangan luar angkasa. Tantangan ini meliputi:

  • Variabilitas glukosa yang berbahaya tanpa dukungan medis yang segera;
  • Penyerapan insulin yang tidak dapat diprediksi dalam mikrogravitasi;
  • Kesulitan mempertahankan kadar glukosa yang stabil selama misi yang panjang.

Memahami variabel-variabel ini pada astronaut yang sehat adalah langkah pertama menuju penyesuaian protokol medis yang memungkinkan orang dengan kondisi kronis seperti diabetes untuk aman bergabung dalam misi di masa depan. “Penelitian ini memperluas kelayakan penerbangan luar angkasa dengan mengembangkan teknologi dan protokol, bukan dengan melonggarkan standar medis,” kata Dr. Fityan.

Implikasi untuk Perawatan Diabetes di Bumi

Manfaat dari studi Suite Ride ini tidak terbatas pada astronaut di masa depan. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk meningkatkan perawatan diabetes di daerah terpencil, kurang terlayani, atau dalam kondisi ekstrem di Bumi. Aplikasi potensial meliputi:

  • Platform pemantauan jarak jauh yang lebih ditingkatkan;
  • Sensor glukosa yang lebih tahan lama dan akurat;
  • Model prediktif berbasis AI untuk manajemen gula darah;
  • Sasaran obat baru untuk meningkatkan sensitivitas insulin.

Peningkatan ini dapat secara signifikan memperbaiki hasil bagi pasien diabetes, terutama mereka yang tinggal di daerah dengan akses kesehatan yang terbatas.

Apa Selanjutnya?

Setelah misi Ax-4 selesai dan astronaut kembali ke Bumi, para peneliti akan memulai analisis mendetail terhadap data yang dikumpulkan dari CGMs dan sampel darah. “Kami berharap penelitian ini membuka jalan untuk studi-studi di masa depan, termasuk misi dengan astronaut diabetes pertama,” kata Dr. Fityan.

Partisipasi Shubhanshu Shukla menandai momen kebanggaan bagi India, tidak hanya dalam eksplorasi luar angkasa, tetapi juga untuk inovasi kesehatan global. Misi Ax-4 memiliki potensi untuk mengubah perawatan diabetes dan memperluas akses ke luar angkasa bagi orang dengan kondisi kronis. Saat badan antariksa dan perusahaan swasta merencanakan misi yang lebih lama dan inklusif, studi ini bisa menjadi langkah kunci untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi kronis yang menjadi penghalang otomatis untuk mencapai bintang.