Pada hari Sabtu, Elon Musk, salah satu pengusaha terkemuka dan orang terkaya di dunia, mengumumkan peluncuran partai politik baru setelah Presiden Donald Trump menyetujui paket pemotongan pajak dan belanja yang mendapat kritik terbuka dari Musk. Dalam pengumumannya melalui platform X miliknya, Musk menyebutkan bahwa ia telah melakukan jajak pendapat yang menunjukkan bahwa 65% responden mendukung ide peluncuran 'Partai Amerika'. Jajak pendapat ini berhasil menarik lebih dari 1,2 juta suara.

"Dengan perbandingan 2 banding 1, Anda ingin partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!" tulis Musk pada hari Sabtu. Ia melanjutkan, "Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda." Sebagai tambahan, Musk juga membagikan meme yang menggambarkan ular berkepala dua dengan keterangan 'Akhiri Uniparty'.

Meskipun Musk tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai struktur atau agenda partai tersebut, pengumuman ini datang pada saat Kongres bersiap untuk meloloskan paket anggaran Trump, yang akan mengakhiri kredit pajak konsumen senilai $7,500 untuk pembelian kendaraan listrik tahun ini. Ini menjadi tanda tanya besar mengenai seberapa besar dampak partai baru ini terhadap pemilihan menengah tahun 2026 atau pemilihan presiden dua tahun setelahnya.

Feud antara Trump dan Musk kembali menyala bulan lalu ketika Trump mendesak Partai Republik di Kongres untuk mempercepat agenda domestiknya dalam bentuk One Big Beautiful Bill. Musk secara tegas menolak undang-undang tersebut, dan dengan tajam menyerang para pendukungnya dari Partai Republik yang dianggapnya mendukung "perbudakan utang". Ia berjanji untuk meluncurkan partai politik baru sebagai tantangan bagi para legislator yang kampanye dengan janji pengurangan belanja federal tetapi kemudian memilih untuk mendukung undang-undang yang oleh para ahli diperkirakan akan menambah $3,4 triliun pada defisit AS selama satu dekade ke depan.

Perseteruan antara Musk dan Trump, yang sering digambarkan sebagai pertarungan antara orang terkaya di dunia dan orang paling berkuasa di dunia, telah menyebabkan beberapa penurunan tajam dalam harga saham Tesla. Saham Tesla naik setelah pemilihan ulang Trump pada bulan November dan mencapai titik tertinggi lebih dari $488 pada bulan Desember. Namun, saham tersebut kehilangan lebih dari setengah nilainya pada bulan April dan ditutup pada minggu lalu di angka $315.35.