Angkatan bersenjata Israel telah mulai memanggil puluhan ribu cadangan sebagai langkah untuk "memperkuat dan memperluas" operasi mereka di Gaza. Angkatan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka sedang "meningkatkan tekanan" dengan tujuan untuk mengembalikan sandera yang ditahan di Gaza serta mengalahkan militan Hamas. Namun, para kritikus mengungkapkan bahwa ofensif militer yang terjadi baru-baru ini, setelah runtuhnya gencatan senjata, tidak berhasil menjamin pembebasan para sandera, dan mempertanyakan tujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam konflik ini.

Menurut rencana yang telah diungkapkan, militer Israel menyatakan bahwa mereka akan melakukan operasi di area baru dan "menghancurkan seluruh infrastruktur" baik di atas maupun di bawah tanah. Dewan Keamanan Israel dijadwalkan akan memberikan persetujuan untuk perluasan militer dalam pertemuannya yang akan berlangsung pada Minggu mendatang.

Negosiasi internasional telah gagal untuk mencapai kesepakatan baru mengenai gencatan senjata dan pembebasan 59 sandera yang masih ditahan oleh Hamas, di mana 24 orang di antaranya diperkirakan masih hidup. Sejak Israel melanjutkan ofensifnya pada 18 Maret setelah keruntuhan gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas, tidak ada sandera Israel yang telah dibebaskan. Dalam periode tersebut, Israel telah merebut area luas di Gaza, memaksa ratusan ribu warga Gaza untuk terlantar kembali.

Israel menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk memberikan tekanan pada Hamas. Strategi ini termasuk blokade bantuan kemanusiaan yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan. Badan-badan bantuan yang telah melaporkan kekurangan parah akan makanan, air, dan obat-obatan, mengatakan bahwa ini merupakan kebijakan kelaparan yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang, tuduhan yang ditolak oleh Israel.

Perluasan ofensif ini akan memberikan lebih banyak tekanan pada cadangan yang sudah kelelahan, di mana beberapa dari mereka telah dipanggil lima atau enam kali sejak perang dimulai, dan menghidupkan kembali kekhawatiran dari keluarga para sandera. Mereka telah mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas, dengan menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan mereka yang masih hidup.

Tindakan ini juga akan menimbulkan pertanyaan baru tentang niat sebenarnya Netanyahu di Gaza. Ia sering dituduh oleh keluarga sandera dan para penentangnya telah menggagalkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan, serta memperpanjang perang untuk tujuan politik, tuduhan yang ia bantah. Sudah hampir 19 bulan sejak perang dimulai, Netanyahu juga belum mempresentasikan rencana untuk pasca-perang.