Pemerintah China telah dituduh melakukan perilaku "bully" di Kepulauan Solomon, yang memaksa seorang menteri baru untuk mundur dari sebuah grup internasional. Tuduhan ini muncul setelah Menteri Pembangunan Pedesaan, Daniel Waneoroa, mengumumkan kemarin bahwa ia telah meninggalkan Aliansi Inter-Parlemen untuk China (IPAC). Pengunduran dirinya didasarkan pada pertimbangan untuk "memelihara stabilitas dan menyelaraskan dengan visi nasional kolektif" di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Solomon, Jeremiah Manele.

Meski kedutaan besar China di Kepulauan Solomon tidak secara langsung mengonfirmasi adanya tuntutan, mereka menyatakan bahwa tuduhan tentang campur tangan asing adalah "tanpa dasar". Kontroversi ini semakin memanas ketika sebuah kelompok masyarakat sipil terkemuka di Solomon mengklaim bahwa kedutaan China meminta untuk bertemu Waneoroa dan mengancam akan menarik dana pembangunan jika ia tetap terlibat dengan IPAC.

IPAC sendiri menyatakan bahwa tindakan China merupakan tantangan langsung terhadap kedaulatan Kepulauan Solomon. Dalam beberapa pekan terakhir, Perdana Menteri Manele telah berusaha mempertahankan posisinya di tengah ketegangan politik, termasuk berkoalisi dengan sejumlah anggota parlemen untuk membentuk mayoritas baru setelah menggagalkan upaya pemungutan suara tidak percaya yang direncanakan oleh lawan politiknya.

Waneoroa baru menjabat sebagai Menteri Pembangunan Pedesaan selama sepuluh hari sebelum memutuskan untuk mundur, menekankan bahwa situasi politik saat ini membutuhkan kepemimpinan yang responsif dan bersatu. Dalam pernyataannya, ia mengakui nilai pengalaman di IPAC tapi menyadari tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini.

Sejak Kepulauan Solomon memutuskan untuk mengganti pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Beijing pada tahun 2019, China telah memperkuat hubungannya dengan negara tersebut melalui investasi besar di infrastruktur, termasuk stadion baru untuk Pacific Games dan pusat medis besar yang baru saja dibuka. Solomon Islands juga telah menjadi pendukung vokal klaim China atas Taiwan, dengan Manele menandatangani pernyataan bersama yang mendukung semua upaya pemerintah China untuk merealisasikan reunifikasi nasional.

Akibat situasi ini, IPAC mengecam tindakan China sebagai bentuk neo-kolonialisme, memperingatkan bahwa perilaku bully ini dapat menimbulkan kebencian yang mendalam di Kepulauan Solomon dan tempat lainnya. Sementara itu, kedutaan China tetap menegaskan dukungannya terhadap stabilitas politik di Kepulauan Solomon, menolak tuduhan campur tangan yang dilayangkan oleh IPAC dan kelompok masyarakat sipil.