Teleskop luar angkasa Hubble dan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) adalah dua alat observasi astronomi yang sangat dihormati, masing-masing dengan keunikan dan keunggulannya sendiri. Keduanya menggunakan prinsip dasar yang sama dalam pengoperasiannya, yaitu sebagai teleskop reflektor.

Dalam operasi teleskop reflektor, cahaya dari objek yang sangat jauh memasuki teleskop dan mengenai cermin primer besar. Cermin ini memiliki fungsi krusial untuk memfokuskan cahaya tersebut. Setelah cahaya dipantulkan oleh cermin primer, ia kemudian diarahkan ke cermin sekunder yang lebih kecil. Cermin sekunder ini melanjutkan perjalanan cahaya dengan memantulkannya kembali melalui sebuah lubang di cermin primer. Di sinilah cahaya bisa difokuskan dan diteruskan ke berbagai instrumen yang berada di belakang cermin primer.

Walaupun diagram teleskop tidak selalu dalam skala yang akurat, jarak antara JWST dan Bumi yang mencapai 1,5 juta kilometer sangat kontras dengan jarak Hubble yang berkisar antara 500 hingga 600 kilometer. Jarak ini menyebabkan perbedaan signifikan dalam temperatur operasional kedua observatorium tersebut. JWST, yang terletak jauh dari Bumi, dapat berfungsi dalam kondisi yang lebih dingin, memungkinkan untuk menangkap cahaya inframerah dari objek-objek yang lebih jauh dan lebih redup di alam semesta.

Hubble, yang beroperasi lebih dekat, sering kali bekerja dalam spektrum cahaya tampak dan ultraviolet, menjadikannya sangat efektif untuk observasi galaksi, bintang, dan planet dalam jangkauan yang lebih dekat. Sementara JWST dirancang untuk meneliti lebih dalam ke ruang angkasa dan menjelajahi fase awal pembentukan bintang dan galaksi.

Kedua teleskop ini saling melengkapi satu sama lain, memberikan wawasan yang lebih dalam tentang alam semesta. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja mereka dan perbedaan signifikan dalam pengaturannya, astronom dan ilmuwan mampu terus mengembangkan pengetahuan kita tentang ruang angkasa.