Pemberian Senjata oleh Pejuang PKK di Irak Menandai Langkah Penting dalam Konflik Panjang

Pada hari Jumat, pejuang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mulai menyerahkan senjata mereka di dekat kota Sulaymaniyah di Irak utara. Kejadian ini menandai sebuah langkah simbolis namun signifikan dalam konflik puluhan tahun antara Turki dan kelompok yang dilarang tersebut. Upacara pembongkaran senjata ini menjadi titik balik dalam transisi PKK dari pemberontakan bersenjata menuju politik demokratis, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengakhiri salah satu konflik terpanjang di kawasan ini.
Menurut laporan dari wartawan Agence France-Presse (AFP), sebanyak 30 pejuang PKK, yang terdiri dari empat komandan, menghancurkan senjata mereka dalam sebuah upacara yang berlangsung di sebuah gua di pegunungan Kurdistan Irak pada hari Jumat. Tension meningkat menjelang upacara ketika dua drone dijatuhkan semalaman dekat pangkalan peshmerga Kurdi Irak, satu di Sulaymaniyah dan yang lainnya di Kirkuk yang terletak lebih barat, menurut pejabat yang tidak menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Beruntung, tidak ada laporan mengenai korban.
PKK didirikan pada akhir 1970-an oleh Abdullah Ocalan, dan mulai bersenjata pada tahun 1984, memulai serangkaian serangan berdarah di tanah Turki yang memicu konflik yang telah merenggut lebih dari 40,000 jiwa. Namun, setelah lebih dari empat dekade berjuang, PKK mengumumkan pembubarannya pada bulan Mei, menyatakan akan berupaya melalui perjuangan demokratis untuk memperjuangkan hak-hak minoritas Kurdi, sejalan dengan seruan bersejarah oleh Ocalan, yang telah menjalani hukuman penjara seumur hidup di Turki sejak tahun 1999.
Upacara ini juga menyoroti perubahan dinamika yang terjadi di kawasan tersebut, di mana banyak pihak mulai mempertimbangkan pendekatan politik damai sebagai alternatif dari kekerasan yang telah berlangsung lama. Penyerahan senjata ini tidak hanya sekadar simbol, tetapi juga mencerminkan harapan akan masa depan yang lebih damai bagi masyarakat Kurdi di Irak dan Turki.