Jannik Sinner Raih Gelar Pertama di Wimbledon setelah Mengalahkan Carlos Alcaraz

Jannik Sinner membuktikan bahwa balas dendam adalah suatu hal yang menyenangkan ketika dia berhasil melupakan kekecewaannya di Paris dan meraih gelar Wimbledon pertamanya. Hanya dalam waktu lima minggu setelah Carlos Alcaraz secara dramatis menyelamatkan tiga match point dalam final French Open, harapan Alcaraz untuk menjuarai Wimbledon secara berturut-turut harus pupus di tangan rivalnya.
Pada pertandingan yang berlangsung selama tiga jam dan empat menit, Sinner berhasil comeback setelah tertinggal dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4. Keberhasilan ini menjadi momen penting yang mengubah dinamika persaingan mereka, di mana Sinner kini hanya kalah dari Alcaraz dalam jumlah gelar Grand Slam dengan skor 5-4, sekaligus mengakhiri rentetan lima kekalahan beruntun dari petenis Spanyol tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa ini adalah gelar slam pertama Sinner di luar lapangan keras, sementara bagi Alcaraz, ini menjadi kekalahan final besar pertamanya, di mana ia tidak mampu menemukan kembali keajaiban yang membawanya kembali dari tepi kekalahan di lapangan tanah liat. Dalam pertandingan ini, ada nuansa perasaan di antara para penonton, dengan 15.000 orang di Centre Court tidak percaya bahwa mereka dapat menyaksikan salah satu pertandingan tenis terbaik.
Alcaraz tidak ragu untuk menunjukkan kemampuannya, membuka pertandingan dengan servis 136 mph dan membuat rekor baru dengan servis 140 mph dua kali selama pertandingan. Sinner berhasil memecahkan servis Alcaraz di game kelima, namun Alcaraz segera membalas dengan mencetak empat game berturut-turut, termasuk salah satu rally set yang sangat menakjubkan, di mana Sinner memberikan servis kedua yang cepat dan Alcaraz berhasil mengembalikan dengan serangan balik yang luar biasa.
Setelah Alcaraz mengamankan set pertama, Sinner menunjukkan semangat juang yang tinggi. Ia berhasil menyelamatkan break point dan dengan berani berteriak 'Ayo!' ketika berhasil mempertahankan keunggulannya. Momen-momen penting dalam pertandingan ini, termasuk saat Sinner mengeluarkan tembakan drop volley yang kreatif dan memanfaatkan peluang untuk memimpin di set ketiga dan keempat, memperlihatkan kemampuannya yang luar biasa.
Akhirnya, Sinner menciptakan tiga match point saat dia melayani untuk gelar juara, dan meskipun ia kehilangan satu kesempatan, servis kecepatan 137 mph di titik kedua memberinya gelar juara yang diidam-idamkan. Dalam wawancara pasca-pertandingan, Sinner mengungkapkan rasa syukurnya dan pengalamannya belajar dari kekalahan sebelumnya di Paris, sedangkan Alcaraz, meskipun kecewa, tetap menyatakan kebanggaannya atas pencapaian selama dua minggu di London dan harapannya untuk terus bermain dengan baik.