KUALA LUMPUR: Pada hari Selasa (13 Mei), setidaknya sembilan anggota pasukan paramiliter Malaysia kehilangan nyawa dalam sebuah kecelakaan tragis yang melibatkan truk transportasi mereka dan sebuah truk pengangkut barang. Informasi ini dikonfirmasi oleh layanan darurat serta berbagai media lokal yang melaporkan kejadian tersebut.

Kecelakaan itu terjadi saat unit tersebut dalam perjalanan kembali ke kota Ipoh, yang terletak di bagian utara Malaysia, setelah bertugas menjaga festival Hindu. Menurut pernyataan dari Perak Emergency Services, kecelakaan berawal ketika truk polisi menabrak sebuah truk yang mengangkut kerikil, yang menyebabkan tiga korban terjebak di bagian depan kendaraan dan 15 lainnya berada di bagian belakang.

Pada laporan awal, disebutkan bahwa delapan anggota dari Unit Cadangan Persekutuan Malaysia, yang merupakan bagian dari pasukan paramiliter, tewas dalam insiden ini, termasuk juga sopir kendaraan mereka. Selanjutnya, seorang anggota paramiliter yang ke-9 dilaporkan meninggal dunia akibat cedera yang dideritanya.

Bakri Zainal Abidin, kepala polisi Perak, mengungkapkan kepada surat kabar New Straits Times bahwa dua orang lainnya berada dalam kondisi kritis, sementara tujuh orang lainnya sedang mendapatkan perawatan karena mengalami cedera sedang.

Pihak kepolisian juga telah menangkap sopir truk berusia 40 tahun yang terlibat dalam kecelakaan tersebut. Menurut laporan dari media Malaysia, The Star, sopir truk tersebut tidak mengalami cedera dalam kecelakaan tersebut.

“Saat ini, kami sedang melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab kecelakaan dan mengumpulkan informasi lebih lanjut yang dapat membantu dalam kasus ini,” kata Abidin kepada wartawan di rumah sakit Teluk Intan, di mana para korban dibawa.

“Sebagai bagian dari prosedur awal, kami melakukan tes narkoba terhadap sopir. Hingga saat ini, hasilnya negatif,” tambahnya.

Malaysia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah kecelakaan lalu lintas tertinggi di Asia Tenggara, dengan laporan menyatakan bahwa seseorang meninggal dunia akibat kecelakaan mobil hampir setiap dua jam. The Star mengungkapkan data ini pada bulan Maret lalu, menyoroti pentingnya keselamatan di jalan raya dan perlunya upaya lebih lanjut untuk mengurangi angka kecelakaan di negara ini.