Penemuan Menakjubkan! Predator Baru dari Zaman Dinosaurus Ditemukan di Gurun Gobi!

Siapa sangka Gurun Gobi yang gersang menyimpan rahasia yang menakjubkan dari era Dinosaurus? Paleontolog baru-baru ini memperkenalkan Shri rapax, predator kaki dua yang tampak menakutkan, dengan senjata alami yang luar biasa!
Setelah perjalanan panjang yang melibatkan koleksi pribadi dan akhirnya diusulkan kembali ke Mongolia, fosil ini menunjukkan makhluk yang berkeliaran di tepi danau berpasir antara 75 dan 71 juta tahun yang lalu. Bayangkan, selama zaman yang jauh ini, Shri rapax tidak hanya hidup, tetapi juga berburu dengan gaya yang sangat unik.
Fitur paling mencolok dari makhluk ini adalah cakar jempolnya yang panjang, mencapai 3,1 inci (hampir 8 cm). Itu hampir dua kali lipat panjang cakar Velociraptor yang seukuran! Andrea Cau, seorang paleontolog independen asal Italia, memimpin deskripsi penemuan ini dengan bantuan para ilmuwan dari Royal Belgian Institute of Natural Sciences dan North Carolina State University (NCSU).
Berbeda dari Velociraptor, Shri rapax berburu dengan tangannya, bukan kakinya. Tangannya jauh lebih kuat, 150 persen lebih kokoh dibandingkan Velociraptor, meskipun kedua predator ini memiliki panjang tubuh yang mirip. Pemindaian digital mengungkapkan tulang jari yang tebal dan cakar besar yang didesain untuk mencengkeram mangsa.
Cau menjelaskan, “Fitur predator yang terlihat di tangan ini menunjukkan makhluk yang mengandalkan kekuatan genggaman murni alih-alih serangan cepat.” Sementara cakar berbentuk sabit dari Velociraptor lebih cocok untuk serangan berulang yang cepat, Shri rapax tampaknya mengalihkan fokus pembunuhannya ke jempolnya, sehingga kakinya bisa digunakan untuk menjaga keseimbangan.
Anggota tim, Tsogtbaatar Chinzorig, menambahkan bahwa cakar tengahnya yang panjang “kemungkinan memungkinkannya untuk mencengkeram dan menahan mangsa yang relatif besar.” Analoginya dapat ditemukan pada burung pemangsa modern; cakar mereka tumbuh lebih besar pada spesies yang memangsa hewan lebih berat dari diri mereka sendiri, sebuah hubungan yang telah dikonfirmasi melalui studi biomekanik.
Pemindahan fokus ini juga terlihat pada gaya bertarungnya. Fosil-fosil menunjukkan bahwa Shri rapax mungkin melawan mangsanya secara langsung, mengandalkan jempol ototnya untuk mengunci mangsa dan memberikan gigitan singkat namun mematikan.
Penemuan Shri rapax ini menambah keragaman predator ukuran menengah yang ditemukan dalam catatan fosil Gobi. Setidaknya tiga spesies raptor terkait kini diketahui berbagi lingkungan yang sama dalam Formasi Djadokhta dengan adaptasi berbeda terhadap ukuran mangsa dan anatomi anggota tubuh. Ini menunjukkan bahwa Gobi di akhir Cretaceous adalah ekosistem yang sangat unik.
Dari segi evolusi, Shri rapax muncul sebagai spesies saudara dari Shri devi, yang ditemukan pada lapisan batuan beberapa juta tahun lebih muda, memperlihatkan bagaimana evolusi mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan geografi, bukan hanya waktu.
Temuan ini menunjukkan bahwa dinosaur pemangsa tidak hanya ditentukan oleh cakar yang ikonis. Tangan, tengkorak, dan ekor mereka berkolaborasi dalam cara unik untuk menyelesaikan teka-teki ekologis di ekosistem mereka. Pendeknya, Shri rapax membuktikan bahwa ada lebih banyak cara untuk berburu daripada yang kita kira!
Dengan penemuan ini, kita diingatkan akan nilai situs-situs gurun Mongolia, di mana pasir halus dan penguburan cepat terus membekukan momen dramatis kehidupan Mesozoikum untuk penelitian modern.
Penelitian ini diterbitkan dalam Historical Biology.