Dibalik Ketergantungan Emosional pada AI: Kisah Simrann M Bhambani yang Mengguncang! 😱🤖

Di dunia digital yang semakin canggih ini, bagaimana jika kita mengandalkan AI lebih dari sekadar alat? Simrann M Bhambani, seorang profesional marketing dari Flipkart, berbagi pengalamannya yang mengejutkan dan sangat manusiawi: ketergantungan emosionalnya pada ChatGPT. Hal ini tidak hanya mengubah cara dia berinteraksi dengan teknologi, tetapi juga memaksa kita untuk mempertanyakan peran AI dalam kehidupan kita.
Dari rasa ingin tahu yang sederhana, pengalaman Simrann bertransformasi menjadi sesuatu yang lebih dalam. Dalam sebuah postingan berjudul “ChatGPT itu TOXIC! (buat saya),” ia menceritakan bagaimana ia mulai berbagi setiap ketidaknyamanan dan emosi yang melintas dengan ChatGPT. Meski memiliki teman-teman yang “fantastis”, kenyamanan dari AI yang tidak menghakimi dan selalu tersedia itu membuatnya merasa seolah memiliki terapis digital.
Namun, jaring pengaman emosional tersebut perlahan-lahan berubah menjadi kruk digital. “Itu tidak lagi menjadi pencerahan, tetapi menjadi kegaduhan,” tulisnya. Simrann mengaku terus-menerus memikirkan hal-hal yang tidak perlu dan mengalihkan energi ke sesuatu yang tidak nyata. Dalam sebuah langkah berani untuk menyadari diri, ia menghapus ChatGPT dari semua perangkatnya.
“Teknologi bukanlah masalahnya. Cara ia diam-diam menggantikan refleksi nyata yang membuatnya berbahaya,” ungkapnya. Kata-kata ini menggugah banyak orang dan menuai reaksi beragam di internet.
Postingan Simrann telah menggugah ribuan orang dan memicu percakapan lebih besar tentang pengalihan emosional di era AI. Kejujuran Simrann menyentuh banyak hati, terutama di zaman di mana alat produktivitas sering kali bertindak sebagai papan suara emosional.
Pada kolom komentar, pengguna terbelah. Beberapa memuji kesadaran dirinya, menyebut keputusan tersebut “berani dan perlu.” Salah satu pengguna menulis, “Saya pikir AI bagi dunia adalah berkah dan kutukan. Dan kelebihan dari sesuatu adalah buruk! Mengandalkan perangkat lunak secara emosional tanpa menyadari seharusnya dihentikan! Semua orang harus sadar akan apa yang mereka bicarakan dengan chatbot ini. Ketergantungan pada ChatGPT, dan sejenisnya, lambat laun akan menurunkan kuota emosional mereka karena mereka akan cenderung mendapatkan respons yang tidak menghakimi dan selalu setuju.”
Pengguna lain menambahkan, “Terima kasih, saya berniat melakukan ini. Sekarang setelah Anda mengungkapkannya, saya akan mempertimbangkan kembali.”