Bagaimana jika semua yang kita ketahui tentang penciptaan Alam Semesta itu salah? Sebuah studi terbaru dari para peneliti di Universitas Barcelona dan Universitas Padua mengguncang paradigma kosmologi modern yang selama ini kita yakini.

Selama beberapa dekade, teori inflasi—yang menyatakan bahwa Alam Semesta dimulai dari ekspansi cepat—telah membantu menjelaskan penampakan Alam Semesta saat ini. Namun, teori ini bergantung pada ide-ide spekulatif tentang partikel yang belum terdeteksi dan gaya yang tidak teramati. Kini, penelitian baru ini mengusulkan pendekatan yang lebih sederhana dan lebih dapat diuji.

Para ilmuwan menyatakan bahwa Alam Semesta dimulai dalam keadaan sederhana dan seragam yang dikenal sebagai De Sitter space. Ini sejalan dengan apa yang kita amati hari ini tentang energi gelap. Dalam konteks ini, fluktuasi kuantum kecil—yang bisa kita bayangkan sebagai riak-riak dalam ruang dan waktu—secara alami terjadi. Seiring waktu, riak-riak ini berevolusi menjadi gelombang gravitasi yang menciptakan perbedaan kecil dalam kerapatan, yang memungkinkan materi berkumpul dan akhirnya membentuk galaksi, bintang, dan planet.

Hal yang menarik adalah teori ini tidak memerlukan keberadaan ladang hipotetik seperti 'inflaton', membuat penjelasan ini lebih bersih dan lebih mudah untuk diuji. De Sitter space sendiri adalah model teoretis Alam Semesta yang menggambarkan ruang kosong yang meluas berkat adanya konstanta kosmologis positif, mirip dengan energi gelap. Konsep ini membantu ilmuwan memahami bagaimana Alam Semesta berperilaku ketika didominasi oleh energi gelap, terutama pada tahap awal atau jauh di masa depan.

Namun, tidak berarti teori baru ini menolak Big Bang. Sebaliknya, ia menawarkan alternatif yang menarik. Teori ini menunjukkan bahwa Alam Semesta mungkin tidak muncul dari ledakan dahsyat, melainkan dari keadaan stabil yang sedang mengembang bernama De Sitter space, hanya bergantung pada gravitasi dan mekanika kuantum.

Model ini memberikan penjelasan minimalis dan dapat diuji tanpa bergantung pada elemen spekulatif. Hal ini membentuk ulang pemahaman kita tentang asal usul kosmik dengan menunjukkan bagaimana struktur dapat muncul dari hukum dasar, serta mengundang cara-cara baru untuk mengeksplorasi momen paling awal dari Alam Semesta.

Keunggulan dari teori ini adalah ia dapat membuat prediksi yang dapat diuji menggunakan fisika yang nyata dan teramati. Penelitian mendatang dan pengamatan bisa membuktikan atau membantah teori ini, terutama terkait gelombang gravitasi dan struktur kosmik. Penulis utama, Raúl Jiménez, menyebutkan bahwa proposal ini “sederhana, elegan, dan kuat,” menekankan bahwa teori ini menghindari penambahan “hal-hal yang belum pernah kita lihat” hanya untuk membuat matematikanya berhasil.

Jika terbukti benar, ini bisa menjadi terobosan ilmiah besar, mengubah cara kita memandang asal-usul kosmik kita.