39 Maut dan Ratusan Luka: Cerita Tragis Ritual Inisiasi di Afrika Selatan!

Apakah ritual yang telah ada selama berabad-abad ini benar-benar layak mengorbankan nyawa? Di Afrika Selatan, sebuah tradisi tragis telah mengakibatkan 39 remaja kehilangan nyawa mereka dalam ritual inisiasi yang penuh dengan risiko tersebut. Setiap tahun, banyak pemuda terpaksa menjalani prosedur berbahaya ini, dan tahun ini, meskipun pemerintah menetapkan target nol kematian, angka tersebut tetap mengerikan.
Ritual ini, yang dikenal sebagai Ulwaluko, merupakan bagian penting dari budaya suku Xhosa, yang menandai transisi dari masa kanak-kanak ke kedewasaan. Biasanya, pemuda akan menjalani ritual ini pada usia antara 16 hingga 26 tahun. Tanpa menjalani inisiasi, mereka tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan suku, ikut serta dalam aktivitas sosial tertentu, atau menikah. Namun, apa yang seharusnya menjadi momen peralihan yang sakral sering kali berakhir dalam tragedi.
Dalam lima tahun terakhir, total 361 remaja telah meninggal dalam proses ini. Tahun lalu, angka tersebut mencapai 93 kematian. Tahun ini, meskipun ada penurunan kematian yang signifikan, angka 39 tetap menjadi panggilan untuk bertindak. Sebagian besar kematian disebabkan oleh komplikasi yang mengerikan, dengan 11 amputasi penis dilaporkan tahun lalu karena 'dokter tradisional' yang tidak terlatih menggunakan alat yang kotor dan tidak steril.
Masalah ini diperburuk oleh operasi ilegal yang dijalankan oleh geng-geng yang memanfaatkan kebutuhan budaya ini. Banyak pemuda, bahkan yang berusia 12 tahun, diculik dan dipaksa menjalani prosedur ini tanpa persetujuan orang tua. Para ayah akan dipaksa membayar uang tebusan untuk mendapatkan kembali anak mereka, sementara anak-anak tersebut sering kali mengalami penyiksaan dan pengabaian medis.
Pemerintah kini berusaha keras untuk menegakkan hukum dalam praktik inisiasi, dengan pengenalan Undang-Undang Inisiasi Adat yang melarang sekolah inisiasi yang tidak terdaftar. Namun, tantangan besar tetap ada, karena banyak pemuda merasa tertekan untuk mengikuti tradisi ini meskipun risiko yang mengerikan. Seorang remaja bernama Scotty Dawka berbagi rasa ketakutannya sebelum menjalani inisiasi, namun merasa terpaksa untuk melakukannya agar diakui sebagai pria di komunitasnya.
Dengan latar belakang budaya, tradisi ini tetap menjadi sumber perdebatan. Beberapa pihak menganggap praktik ini sebagai bagian penting dari identitas Xhosa, sementara yang lain menyerukan penghapusan tradisi berbahaya ini. Seperti yang dinyatakan oleh seorang pemimpin suku, sebagian besar kematian berasal dari sekolah inisiasi ilegal, yang sering kali tidak memperhatikan keselamatan atau kesehatan para pemuda yang terlibat.
Dalam upaya untuk mengubah tren ini, otoritas kini memiliki kekuatan untuk menutup sekolah ilegal dan menangkap para pelanggar. Namun, seberapa efektif tindakan ini dapat dijalankan? Seperti yang diungkapkan oleh Menteri Tata Kelola dan Urusan Tradisional, "Kami tidak dapat menerima lebih banyak kematian dan berutang kepada keluarga-keluarga ini untuk memastikan perjalanan mereka menuju kedewasaan aman dan bermartabat." Masyarakat berharap bahwa tahun-tahun mendatang akan membawa perubahan yang signifikan dalam ritual yang seharusnya membawa kebanggaan dan kehormatan, bukan tragedi dan kesedihan.