Trump & Putin's Nuclear Chess Game: Are We on the Brink of War?

Apakah kita sedang berada di ambang perang nuklir? Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah memindahkan setidaknya empat pembom nuklir Tu-95MS ke dekat Eropa, membuat dunia bertanya-tanya tentang kemungkinan serangan besar yang akan datang. Menurut laporan dari Insider UA, pesawat-pesawat strategis tersebut telah dimuat dengan misil, yang menandakan potensi ancaman yang semakin mendesak.
Kebangkitan ketegangan ini juga bertepatan dengan tindakan mantan Presiden AS Donald Trump, yang memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk bergerak lebih dekat ke Rusia setelah ancaman perang atom dari sekutunya, Dmitry Medvedev. “Kapal selam AS sekarang berada di tempat di mana mereka seharusnya berada,” ungkap Trump dalam sebuah pernyataan yang mengguncang dunia pada akhir pekan lalu.
Pembom Tu-95MS Rusia dipindahkan dari pangkalan udara Olenya di wilayah Arktik Murmansk setelah serangan drone yang berani oleh Ukraina pada 1 Juni, dan kini pesawat-pesawat ini sudah berada lebih dekat ke Ukraina dengan tujuan keamanan. Menurut laporan, “Rusia telah memindahkan pembom dari Timur Jauh lebih dekat ke Ukraina,” dengan memperlihatkan bahwa setidaknya empat pesawat Tu-95MS telah dipindahkan ke pangkalan udara Olenya/Engels-2.
Pesawat-pesawat ini merupakan bagian dari arsenal serangan nuklir Rusia, tetapi juga digunakan untuk menjatuhkan bom konvensional di Ukraina. Laporan ini muncul pada saat Steve Witkoff, utusan khusus Trump, bersiap untuk melakukan perjalanan ke Rusia di tengah ancaman sanksi dari AS jika tidak ada langkah menuju gencatan senjata yang nyata.
Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil kepala dewan keamanan Rusia, berusaha untuk meredakan situasi dengan menyatakan bahwa Trump membawa perang lebih dekat antara Rusia dan AS. “Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang,” katanya, yang langsung dibantah oleh Trump sebagai “sangat provokatif”. Sementara juru bicara Putin menyatakan bahwa kata-kata Medvedev tidak sepenting posisi Presiden Putin, yang merupakan penentu utama kebijakan luar negeri Rusia.
Di tengah semua ketegangan ini, ada pernyataan kuat dari Rusia bahwa mereka sangat berhati-hati mengenai pernyataan nuklir, menekankan bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir. “Situasi yang sangat kompleks dan sensitif sedang dibahas, yang tentunya dipersepsikan oleh banyak orang dengan emosi yang mendalam,” ujar mereka.