Bayangkan jika hari ini lebih pendek dari biasanya, dan bukan karena kita sengaja mengatur alarm lebih awal. Selasa ini, Bumi akan berputar lebih cepat dari biasa—hanya dalam hitungan milidetik, tetapi dampaknya bisa lebih besar dari yang kita pikirkan!

Menurut astronom, hari Selasa akan menjadi sekitar 1,25 milidetik lebih pendek dari hari biasa. Katrien Kolenberg, profesor astrofisika dari Universitas Amsterdam dan Vrije Universiteit Brussel, menjelaskan bahwa perbedaan ini lebih singkat dari kedipan mata kita. Dalam waktu normal, Bumi membutuhkan 86.400 detik untuk menyelesaikan satu putaran penuh, tetapi kali ini, hanya membutuhkan 86.399,9875 detik.

Fenomena “percepatan” ini bukanlah hal yang aneh. Namun, para ilmuwan mencatat bahwa kejadian ini semakin sering terjadi. Perubahan kecepatan Bumi dapat disebabkan oleh pergeseran massa dan energi di dalam planet kita. Salah satu alasan utama dari percepatan ini adalah posisi bulan yang saat ini sedikit lebih jauh dari garis khatulistiwa, yang mempengaruhi tarikan pasang surut laut.

Pola cuaca musiman juga berperan penting. Di musim panas, sistem tekanan udara dan angin di atmosfer atas dapat mempengaruhi rotasi bumi. Sementara itu, pergerakan halus di dalam inti Bumi pun dapat mempengaruhi kecepatan permukaan.

Secara umum, rotasi planet kita telah melambat selama 4,5 miliar tahun terakhir. Di masa awal, Bumi menyelesaikan satu putaran dalam waktu hanya 10 jam. Sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu, siang hari berlangsung selama 20 jam. Tren ini terus berlanjut seiring bulan perlahan-lahan menjauh dari Bumi, melemahkan tarikan gravitasinya dan memperlambat rotasi planet kita.

Sejak tahun 1972, detik kabisat telah ditambahkan sebanyak 27 kali untuk menjaga agar jam kita tetap sinkron dengan putaran Bumi yang semakin melambat. Namun, jika percepatan ini menjadi lebih umum, para ilmuwan mungkin harus mengurangi satu detik, dalam apa yang mereka sebut sebagai detik kabisat negatif.

Mengapa milidetik itu penting? Meskipun kita tidak merasakan perubahan ini, perubahan kecil ini sangat signifikan bagi teknologi yang bergantung pada waktu yang sangat presisi. Misalnya, satelit GPS yang bergerak dengan kecepatan tinggi memerlukan pengukuran waktu yang akurat agar dapat berfungsi dengan baik. “Dalam satu milidetik, mereka dapat menempuh jarak yang sangat jauh,” kata Kolenberg. Namun, masih belum jelas bagaimana sistem akan menangani detik kabisat negatif ini. Seperti halnya ketakutan Y2K di awal milenium, banyak sistem tidak dirancang untuk menangani penyesuaian semacam itu.