Bayangkan terjebak di tengah pertempuran, dikelilingi musuh, dan satu-satunya harapanmu datang dari langit! Inilah kisah nyata seorang tentara Ukraina yang berhasil menghindari kematian setelah menerima sepeda listrik 40 kg yang dijatuhkan oleh drone. Pada saat Kyiv terbakar akibat serangan Rusia, Presiden Volodymyr Zelensky mendesak tindakan lebih lanjut untuk melawan kekejaman ini.

Andriy, seorang tentara yang terluka, terpaksa mengayuh sepeda dalam keadaan terdesak untuk menyelamatkan diri setelah rekan-rekannya dibunuh dalam serangan mendadak. Dikenal dengan nama panggilan "Tanker", ia adalah satu-satunya penyintas dari unitnya yang terjebak oleh pasukan Rusia di dekat Siversk, Ukraina utara. Dalam video yang viral di media sosial, ia berbagi tentang keputusasaannya ketika dikelilingi musuh.

"Setiap hari, saya dikelilingi. Saya berjuang sekuat mungkin," kata Tanker dalam rekaman yang dirilis oleh Brigade Rubizh. "Mereka melemparkan dua tabung gas dan pemantik ke dalam parit kami. Kami terbakar!"

Komandan brigade, Mykola Hrytsenko, menjelaskan bahwa mengirim tim penyelamat di lapangan adalah hal yang mustahil, dengan pasukan Rusia menguasai setiap sisi. Dalam kondisi yang memprihatinkan, Tanker tidak mampu berjalan sejauh 1,5 km untuk mencapai titik aman. Lalu, brigade itu merancang rencana yang berani, mirip video game: mengantarkan sepeda listrik menggunakan drone.

Misi pertama dan kedua mengalami kegagalan. Drone pertama ditembak jatuh oleh pasukan Rusia, dan yang kedua mengalami kecelakaan. Namun, pada percobaan ketiga, drone berhasil menjatuhkan sepeda listrik tersebut dengan tepat ke daerah yang dikuasai musuh, hanya dalam jangkauan Tanker.

Tapi petualangan belum berakhir. Setelah mengayuh sejauh 400 meter, Tanker terkena ranjau darat. Dengan penuh perjuangan, ia melanjutkan perjalanan sejauh 200 meter lagi sebelum unitnya berhasil menjemputnya. Sepeda listrik kedua kemudian dikirim, membantunya berangkat selama 15 menit menuju titik evakuasi dalam balutan kegelapan dan perhitungan kondisi cuaca yang tepat.

"Untuk menjalankan operasi ini, mereka harus menghitung waktu yang tepat dan kondisi cuaca yang mendukung," jelas Cdr Hrytsenko.

Kabar penyelamatan ini datang di saat yang sama ketika pasukan Rusia melancarkan gelombang serangan roket baru ke Kyiv pada Kamis pagi, menewaskan setidaknya 16 orang, termasuk seorang bocah berusia enam tahun dan ibunya. Menyikapi kebrutalan ini, Presiden Zelensky kembali menyerukan sekutu-sekutu untuk mengejar “perubahan rezim” di Rusia, meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Moskow.