Apakah Anda pernah membayangkan seorang profesor terjebak dalam skandal mengejutkan seperti ini? Seorang profesor asal India di Universitas California San Diego (UCSD) baru-baru ini terlibat dalam operasi penyamaran yang dipimpin oleh kelompok advokasi People vs Predators, di mana ia diduga mencoba bertemu dengan seorang bocah berusia 14 tahun untuk tujuan seksual.

Situasi ini semakin memanas ketika rekaman yang diambil selama operasi penyamaran tersebut menjadi viral di media sosial, menampilkan momen ketika anggota kelompok tersebut menghadapi profesor di sebuah supermarket. Bayangkan suasana tegang itu, di mana seorang akademisi yang seharusnya menjadi panutan justru terlibat dalam tindakan yang sangat terlarang. Profesor tersebut tidak menyadari bahwa ia sedang berkomunikasi dengan aktivis yang berpura-pura menjadi remaja di aplikasi Grindr, dan ekspresi terkejutnya terlihat jelas saat ia dihadapkan dengan kenyataan yang pahit ini.

Dalam rekaman tersebut, terlihat profesor merasa sangat tertekan dan mengaku merasa "mengerikan" mengenai situasinya. Tim Johnson, seorang aktivis yang mengklaim telah mengungkap lebih dari 500 predator anak, terlihat menanyainya di luar supermarket. Johnson dengan tegas bertanya, “Kamu paham apa itu anak-anak, kan? Bagaimana perasaanmu sekarang?” Profesor itu menjawab, “Saya merasa mengerikan. Ini adalah perasaan terburuk yang pernah saya alami.” Dia mengakui bahwa apa yang dia lakukan sangat menjijikkan, bahkan ia mengungkapkan penyesalan yang mendalam.

Menarik perhatian lebih jauh, profesor tersebut mengakui bahwa ia membawa pelumas dan douche di dalam ranselnya, sebuah pengakuan yang semakin memperkuat keseriusan situasi ini. “Saya melakukan kesalahan,” katanya, “Saya butuh bantuan atau sesuatu.” Tak lama setelah interaksi tersebut, mobil patroli dari Departemen Kepolisian San Diego muncul di lokasi kejadian. Namun, meskipun situasi tersebut tampak memerlukan tindakan segera, para petugas tidak mengizinkan penangkapan. Seorang petugas menjelaskan kepada para aktivis bahwa mereka bukan penegak hukum, sehingga tidak ada dasar hukum untuk melakukan penangkapan.

“Yang akan terjadi adalah ponselnya akan diambil sebagai barang bukti, dan ini akan dirujuk ke unit Kejahatan Internet Terhadap Anak (ICAC),” jelas petugas tersebut. Mereka akan membuat laporan yang akan diteruskan kepada seorang petugas di sana. Menurut Lt. Travis Easter dari SDPD, pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut, meskipun hingga saat ini belum ada tuduhan yang diajukan. Dia menambahkan bahwa unit ICAC biasanya tidak bekerja sama dengan warga sipil yang bertindak sebagai penyamaran dan tidak mendukung kegiatan seperti itu karena pelatihan yang diperlukan untuk menyelidiki kasus-kasus semacam ini sangat ketat.

Ketegangan dalam situasi ini tak terelakkan, dan banyak yang menanti dengan cemas tentang bagaimana kasus ini akan berkembang. HT.com telah menghubungi Departemen Kepolisian San Diego untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan akan memperbarui berita ini seiring dengan perkembangan terbaru.