Dalam perkembangan terbaru yang memicu perdebatan, muncul dugaan bahwa Presiden Donald Trump mungkin menerima hadiah berupa jet Boeing senilai $400 juta dari Qatar. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa jet tersebut telah terparkir dan tidak terjual sejak tahun 2020. Qatar saat ini berusaha untuk melepaskan pesawat tersebut.

Pesawat itu sebelumnya dimiliki oleh mantan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber Al Thani, yang lebih dikenal dengan inisial HBJ. Inisial ini masih tertera pada nomor ekor pesawat. Menurut laporan dari New York Post, Sheikh HBJ tengah terlibat dalam sengketa hukum senilai $20 juta yang berkaitan dengan sejumlah hotel mewah.

Mantan PM ini telah mendapat reputasi buruk sebagai 'pencuri Doha' menurut sebuah lembaga pemikir di Washington setelah Departemen Kehakiman AS menuduhnya terlibat dalam kasus suap dan korupsi saat memperjuangkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Tuduhan ini menambah daftar panjang kontroversi dan tuntutan hukum yang dihadapi HBJ.

Tahun lalu, HBJ membuat pernyataan antisemit yang memicu reaksi keras, dengan komentar yang menyinggung tentang potensi harga minyak jika dijual oleh orang Yahudi. Dia berkata, "Bayangkan jika minyak dijual oleh beberapa orang Yahudi… berapa harga satu barel minyak? Itu akan menjadi barang termahal di dunia."

HBJ menjabat sebagai Perdana Menteri dari 3 April 2007 hingga 26 Juni 2013 selama masa pemerintahan Emir Hamad bin Khalifa Al Thani. Dia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri pada 26 Juni 2013, sehari setelah Emir Hamad mengundurkan diri dan menyerahkan tahtanya kepada putranya, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Sebelumnya, HBJ menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Qatar selama lebih dari dua dekade, mulai dari tahun 1992 hingga 2013.

Kunjungan Trump ke Qatar merupakan tujuan kedua dari tur di kawasan Teluk, setelah singgah di Riyadh, di mana ia mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah dan bertemu dengan presiden negara tersebut. Selain itu, Qatar Airways baru saja melakukan pesanan "rekor" sebanyak 160 pesawat dari Boeing, yang merupakan pesanan terbesar untuk pesawat berbadan lebar mereka.