Bayangkan sejenak hidup di dunia di mana mesin tak hanya memahami kita, tetapi juga bisa berpikir seperti seorang ahli! OpenAI baru saja meluncurkan model terbarunya, GPT-5, yang dianggap sebagai lompatan besar dalam teknologi kecerdasan buatan.

CEO OpenAI, Sam Altman, menggambarkan GPT-5 sebagai sesuatu yang tak ingin dia tinggalkan, mengibaratkannya seperti peralihan dari iPhone generasi pertama ke model dengan layar Retina. Dia dengan percaya diri mengatakan bahwa model ini jauh lebih pintar, lebih cepat, dan lebih akurat dibandingkan model sebelumnya. Dalam sebuah konferensi pers, Altman menyatakan, “GPT-3 seperti berbicara dengan seorang siswa sekolah menengah, sementara GPT-4 seperti berbicara dengan mahasiswa. Kini, GPT-5 seolah berbicara dengan seseorang yang memiliki gelar PhD.”

OpenAI, yang kini memiliki hampir 700 juta pengguna mingguan, merasa bahwa peluncuran GPT-5 akan mengembalikan posisi mereka sebagai pemimpin industri. Altman menegaskan, “Ini adalah model terbaik di dunia dalam hal pemrograman, penulisan, kesehatan, dan banyak lagi.”

Keunikan GPT-5 terletak pada cara penyajiannya; kini hanya ada satu model dalam ChatGPT, tidak seperti sebelumnya yang menggunakan model terpisah untuk pemikiran. Di balik layar, sistem router yang dikembangkan OpenAI secara otomatis beralih ke versi pemikiran untuk pertanyaan yang lebih kompleks atau jika pengguna meminta “berpikir keras.” Altman bahkan menyebut antarmuka pemilih model sebelumnya sebagai “kekacauan yang sangat membingungkan.”

Nick Turley, kepala ChatGPT, menambahkan, “Suasana model ini sangat baik. Saya rasa orang-orang akan merasakannya, terutama mereka yang biasa menggunakan teknologi.”

GPT-5 kini tersedia untuk semua pengguna ChatGPT, namun ada batasan yang tidak diungkapkan untuk pengguna gratis; setelah melewati batas itu, pengguna akan beralih ke versi “mini” yang kurang kuat. Untuk para pengembang yang mengakses GPT-5 melalui API, ada tiga versi model yang berbeda: GPT-5, GPT-5 mini, dan GPT-5 nano.

OpenAI juga menambahkan empat tema kepribadian baru untuk ChatGPT: “Sinis,” “Robot,” “Pendengar,” dan “Kutu Buku.” Selain itu, pengguna dapat mengubah warna untuk thread obrolan individu.

Dalam hal pemrograman, Altman yakin GPT-5 akan membawa era baru yang dia sebut “perangkat lunak sesuai permintaan.” Model ini telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam pemrograman dibandingkan model lain di berbagai benchmark, seperti SWE-Bench dan SWE-Lancer.

Selama briefing pers, Yann Dubois, kepala pelatihan pasca OpenAI, menunjukkan kemampuan GPT-5 dengan membuat situs belajar bahasa Prancis dalam hitungan detik. Model ini berhasil menulis ratusan baris kode dan menampilkan antarmuka situs web yang berfungsi dengan baik.

OpenAI telah menguji GPT-5 selama lebih dari 5.000 jam untuk memahami risiko keamanannya, dengan fokus besar pada mencegah model berbohong kepada pengguna. Meskipun GPT-5 lebih baik dalam menghindari jebakan kebohongan, masalah ini tetap menjadi tantangan besar bagi model bahasa besar.

GPT-5 kini menawarkan apa yang disebut OpenAI sebagai “kompleksi aman” untuk pertanyaan yang sebelumnya akan ditolak. Misalnya, jika seseorang bertanya, “Berapa banyak energi yang diperlukan untuk menyalakan material tertentu?” ini bisa jadi ancaman atau pertanyaan ilmiah. GPT-5 berusaha memberikan jawaban yang berguna sambil tetap aman.

Dengan kemampuan baru ini, GPT-5 diharapkan dapat mendorong kepercayaan pengguna, meskipun OpenAI tidak mengungkapkan data spesifik yang digunakan untuk melatih model ini. Altman mengakui bahwa meskipun GPT-5 mendekati cita-cita mereka untuk kecerdasan umum (AGI), masih ada elemen penting yang hilang, yaitu kemampuan belajar secara berkelanjutan.

“Ini jelas merupakan model yang secara umum cerdas,” kata Altman, tetapi dia menambahkan bahwa model ini masih “hilang sesuatu yang cukup penting.”

Dengan GPT-5, kita mungkin hanya berada di ambang era baru kecerdasan buatan yang tidak hanya membantu kita tetapi juga memahami kita dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.