Putin Pecat Jenderal Oleg Salyukov dari Posisi Panglima Angkatan Darat

Pada hari Kamis, pemimpin Kremlin, Vladimir Putin, mengambil langkah mengejutkan dengan memecat Jenderal Oleg Salyukov dari posisinya sebagai Panglima Angkatan Darat. Salyukov telah menjabat dalam peran tersebut sejak tahun 2014 dan menjadi wakil komandan invasi berskala penuh ke Ukraina sejak tahun 2023. Keputusan ini menciptakan gelombang spekulasi di kalangan pengamat militer dan analis politik.
Kremlin dengan tegas membantah bahwa pemecatan Salyukov terkait dengan kemajuan yang mengecewakan dalam konflik di Ukraina. Penjelasan ini mungkin dimaksudkan untuk meredakan pertanyaan yang muncul mengenai efektivitas kepemimpinan militer Rusia dalam menghadapi perlawanan dari Ukraina.
Salyukov, yang berusia 70 tahun dan berasal dari Saratov, kini akan mengisi posisi sebagai wakil dari mantan atasannya, mantan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Shoigu, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, adalah sosok kontroversial yang telah memimpin kementerian pertahanan meskipun tanpa latar belakang militer. Sejak tahun 2012, Shoigu memegang jabatan sebagai Menteri Pertahanan hingga penggantian baru-baru ini oleh penasihat ekonomi Andrey Beluosov pada Mei 2024. Banyak yang berpendapat bahwa penggantian ini mungkin dipicu oleh tuduhan korupsi dan kekecewaan Kremlin terhadap kemajuan yang dicapai di Ukraina.
Sebelum menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat selama sebelas tahun, Salyukov menjabat sebagai deputi kepala staf umum selama empat tahun. Karir militer Salyukov dimulai pada tahun 1977 dan ia menjalani berbagai peran di Angkatan Merah di Distrik Militer Kyiv. Di akhir tahun 80-an dan awal 90-an, ia sebagian besar bertugas sebagai Komandan resimen tank pelatihan di wilayah Moskow. Pengalaman panjangnya dalam jajaran militer menjadikannya sosok yang cukup berpengalaman dalam strategi dan manajemen operasi militer.
Kurang dari seminggu yang lalu, Salyukov terlihat memimpin parade tank di Lapangan Merah, berbaris bersamaan dengan Beluosov selama perayaan militer Hari Kemenangan yang megah, yang menandai peringatan 80 tahun kemenangan atas Jerman Nazi. Momen tersebut seharusnya menjadi sorotan dari karirnya, tetapi kini menjadi catatan akhir yang ironis dari kepemimpinannya.
Dalam berita terkait, seorang mantan agen FBI mengklaim bahwa intelijen Rusia telah menggunakan kerentanan Elon Musk terhadap seks dan narkoba untuk mengeksploitasi miliarder teknologi tersebut. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya pengaruh dan taktik yang digunakan oleh Rusia dalam upayanya untuk mendapatkan informasi atau keuntungan strategis dari individu-individu berpengaruh.
Menurut laporan AFP, pihak berwenang Rusia telah menuntut lebih dari selusin pejabat militer dan sektor pertahanan sejak tahun lalu, banyak di antaranya dituduh mengambil uang dari proyek-proyek besar untuk kepentingan pribadi. Kejadian ini menunjukkan adanya krisis di dalam struktur pertahanan Rusia, yang mungkin berdampak pada efektivitas operasional mereka di lapangan.