Rezim Brutal Iran Umumkan Pengusiran Dua Juta Migran

Pemerintah Iran telah mengumumkan langkah drastis untuk mengusir dua juta migran ilegal dari negara tersebut. Menurut Menteri Dalam Negeri Iran, Eskandar Momeni, pihaknya telah mendeportasi hampir dua juta migran tanpa dokumen dan berencana untuk mengirim lebih banyak lagi ke negara asal mereka. Kebijakan ini diambil dengan alasan bahwa "prioritas utama kami adalah mengembalikan mereka ke negara asal." Momeni menyatakan bahwa tekanan ekonomi dan kebutuhan untuk menjaga kohesi sosial menjadi faktor utama di balik keputusan ini.
Momeni lebih lanjut mengungkapkan bahwa Iran tidak lagi memiliki kapasitas untuk menampung migran, banyak di antaranya berasal dari Afghanistan. Ia mengatakan, "Iran telah menampung jutaan migran selama beberapa dekade akibat ketidakstabilan regional, tetapi kami tidak mampu secara ekonomi atau sosial untuk menyerap jumlah yang begitu besar. Meskipun memiliki banyak kesamaan agama, sejarah, dan budaya dengan negara-negara tetangga, negara ini tidak lagi memiliki kapasitas untuk menampung pengungsi ilegal. Prioritas utama kami adalah mengembalikan mereka ke negara asal."
Laporan dari Tehran Times menyebutkan bahwa menurut kepala Organisasi Nasional untuk Migrasi, Nader Yar-Ahmadi, total ada 6,1 juta warga negara Afghanistan yang tinggal di Iran, baik yang memiliki izin maupun yang tidak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyatakan bahwa Republik Islam Iran menjadi tuan rumah "salah satu situasi pengungsi perkotaan terbesar dan paling berkepanjangan di dunia, dan telah memberikan suaka kepada pengungsi selama lebih dari empat dekade." PBB menambahkan, "Empat puluh dua tahun setelah invasi Soviet 1979 dan gelombang kekerasan berikutnya, pengungsian dari Afghanistan terus berlanjut dalam situasi pengungsi yang paling berkepanjangan di bawah mandat UNHCR. Hampir lima juta warga Afghanistan tetap terpaksa mengungsi di luar negara mereka; dari jumlah tersebut, 90% di antaranya ditampung oleh Republik Islam Pakistan dan Iran."
Keputusan ini menandai langkah signifikan dalam kebijakan migrasi Iran, yang telah menjadi tempat berlindung bagi jutaan pengungsi selama bertahun-tahun. Namun, dengan tantangan ekonomi yang semakin memburuk dan meningkatnya ketegangan sosial, banyak yang mempertanyakan apakah negara tersebut akan mampu menangani dampak dari keputusan ini.