Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat kejutan saat bertemu dengan klub sepak bola terkenal Italia, Juventus FC. Dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih pada hari Rabu lalu—bertepatan dengan kedatangan tim ini di AS untuk mengikuti Piala Dunia Klub—Trump mengajukan pertanyaan yang dianggap 'transfobia' terkait keikutsertaan perempuan dalam tim sepak bola pria.

Saat para pemain berbaris di belakang mejanya di Oval Office, Trump menanyakan, “Apakah seorang wanita bisa bergabung dengan tim kalian, teman-teman?” Pertanyaan ini membuat geleng-geleng kepala di antara para pemain, tetapi tidak ada yang langsung memberikan jawaban.

Ketidakpuasan Trump akan jawaban yang tidak muncul tidak berhenti di situ. Dia kemudian mengajukan pertanyaan yang sama kepada manajer umum tim Juventus, Damien Comolli. Dengan tenang, Comolli menjawab, “Kami memiliki tim wanita yang sangat baik.” Namun, Trump terus mendesak dengan pertanyaannya, “Tetapi mereka seharusnya bermain dengan wanita?” Menunggu balasan dari Comolli, yang tetap diam.

Trump tampak tidak terkesan dengan respons yang sangat diplomatis dari Juventus dan malah mengejek dengan mengatakan, “Lihat, mereka sangat diplomatis.” Ini menunjukkan sikapnya yang cenderung meremehkan jawaban serius yang diberikan oleh manajemen tim.

Pertemuan ini memicu reaksi dari netizen di media sosial, banyak di antara mereka yang mempertanyakan relevansi pertanyaan Trump dalam konteks kunjungan tim sepak bola tersebut. Mereka juga memuji Juventus atas tanggapan mereka yang penuh martabat. Salah satu pengguna Twitter menyatakan, “Salut kepada Juventus @juventusfc dan @DamienJComolli untuk merespons dengan sangat berkelas. 'Kami memiliki tim wanita yang sangat baik',” tulisnya.

Netizen lainnya menambahkan, “Dia sangat mengerikan, tetapi para pemain dan pelatih menanganinya dengan baik.” Beberapa komentar lain mengungkapkan rasa keheranan, “Gila, ketika sebuah tim sepak bola lebih diplomatis daripada Presiden Amerika Serikat.” Seorang pengguna menekankan, “Fokusnya seharusnya pada olahraga.”

Donald Trump, yang menjadikan pembatasan atlet transgender dalam olahraga perempuan sebagai fokus utama agenda masa jabatannya yang kedua, sebelumnya telah menandatangani perintah eksekutif berjudul “Menjaga Pria Keluar dari Olahraga Wanita” pada 5 Februari. Ini mengikuti kampanye 2024 yang menekankan isu tersebut, yang mengakibatkan NCAA merevisi kebijakan kelayakan gender mereka, membatasi partisipasi dalam olahraga wanita hanya untuk perempuan biologis.