Meski Coco Gauff belum pernah melewati babak keempat di Wimbledon, turnamen ini secara ironis adalah tempat di mana ia mencuri perhatian dunia melalui penampilan luar biasanya pada tahun 2019. Pada tahun itu, Gauff, yang saat itu baru berusia 15 tahun, berhasil mencapai babak ke-16, menjadi bintang baru di dunia tenis.

Namun, tahun ini Gauff menghadapi kesulitan dalam mengatasi permainan khas lapangan rumput, yang ditandai dengan bounce rendah dan bola yang sering kali berada di bawah lututnya. Hal ini menjadi semakin menantang ketika ia berhadapan dengan Dayana Yastremska, pemain asal Ukraina yang dapat dengan cepat memaksa Gauff berada dalam posisi yang kurang menguntungkan.

Yastremska, yang saat ini menduduki peringkat dunia ke-42, adalah lawan yang sulit sejak awal. Ia berhasil mencapai semifinal Australian Open tahun lalu, menunjukkan bahwa ia mampu bersaing di tingkat tertinggi. Meskipun permainan Yastremska kadang tidak konsisten, saat permainannya dalam kondisi terbaik, ia bisa menjadi ancaman yang sangat serius bagi lawan-lawannya.

Bagi Gauff, bertemu dengan Yastremska merupakan tantangan besar, terutama setelah waktu bermain di lapangan rumput yang cukup terbatas akibat keberhasilannya meraih gelar di Roland Garros di Paris. Kesuksesan tersebut juga diikuti dengan tuntutan media di New York yang menyita perhatian dan waktu Gauff setelah turnamen tersebut.

Sebelum memasuki Wimbledon, Gauff sempat menjalani pemanasan di Berlin tetapi harus terhenti di babak pertama. Meskipun hasil tersebut cukup mengecewakan, Gauff berpendapat bahwa ia masih memiliki waktu untuk beradaptasi dan menemukan ritme permainannya di Wimbledon.

Sekarang, ia memiliki waktu satu tahun untuk belajar dari pengalamannya dan berusaha untuk meningkatkan performanya di lapangan rumput, dengan harapan dapat meraih hasil yang lebih baik di masa mendatang.