KUALA LUMPUR — Timor-Leste, negara termuda di Asia Tenggara yang mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002 setelah 24 tahun dijajah, kini semakin dekat untuk mewujudkan keinginannya untuk bergabung dengan blok regional Asia Tenggara, ASEAN. Menurut Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, hal ini dapat terwujud menjelang bulan Oktober.

Dalam pernyataan yang disampaikan di sela-sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Mohamad menyampaikan bahwa Dili, ibu kota Timor-Leste, telah membuat kemajuan signifikan dalam melaksanakan peta jalan untuk bergabung. Keberhasilan ini merupakan langkah penting bagi negara yang memiliki populasi sekitar 1,3 juta jiwa ini.

“Timor-Leste telah menunjukkan kemajuan yang berarti dalam memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menjadi anggota penuh ASEAN,” kata Mohamad dalam sebuah konferensi pers. Namun, ia juga mengakui adanya kekhawatiran terkait kemampuan negara tersebut untuk berkontribusi secara signifikan dalam agenda pembangunan ASEAN, mengingat posisi Timor-Leste sebagai salah satu negara termiskin di dunia.

Menteri luar negeri dari negara-negara anggota ASEAN telah menyatakan dukungan yang kuat untuk keanggotaan penuh Timor-Leste dalam organisasi ini, terutama dalam upayanya untuk memenuhi kriteria yang tersisa. Mohamad menambahkan bahwa meskipun belum ada rincian lengkap mengenai isu-isu yang masih menjadi kendala, keanggotaan penuh bisa saja diberikan pada pertemuan regional ASEAN berikutnya yang dijadwalkan pada bulan Oktober, dan akan dipimpin oleh Malaysia tahun ini.

“Negara-negara anggota ASEAN kini akan mulai menjalankan prosedur hukum domestik masing-masing dengan tujuan untuk menyelesaikan proses aksesi Timor-Leste sebelum KTT ASEAN ke-47 dan Pertemuan Terkait pada bulan Oktober,” ungkap Mohamad, berharap semua proses bisa selesai tepat waktu.

Timor-Leste dikenal sebagai negara yang menghadapi tantangan besar, termasuk ketimpangan yang tinggi, tingkat malnutrisi, dan pengangguran yang meluas. Negara ini sangat bergantung pada sektor minyak dan gas, dengan diversifikasi yang minimal ke sektor-sektor lain. Tantangan dalam pengembangan infrastruktur dan kapasitas sumber daya manusia juga menjadi hambatan utama yang harus diatasi agar negara ini dapat berpartisipasi secara efektif dalam komunitas ekonomi ASEAN.

Presiden Timor-Leste, Jose Ramos-Horta, selama ini aktif dalam memperjuangkan keanggotaan ASEAN bagi negaranya. Pengajuan aplikasi pertama kali dilakukan pada tahun 2011, dan Dili diberikan status pengamat pada organisasi regional tersebut pada tahun 2022. Meskipun proses keanggotaan penuh mengalami penundaan karena berbagai tantangan, harapan untuk bergabung dengan ASEAN tetap kuat di kalangan pemimpin dan warga negara Timor-Leste.

— AFP