Penjualan Pesawat C-130 dan F-35: Kerjasama Pertahanan AS dan Arab Saudi

Menurut laporan Reuters sebelumnya, Lockheed Martin Corp diperkirakan akan menjual pesawat angkut C-130, misil, dan radar sebagai bagian dari kesepakatan. CEO dari perusahaan-perusahaan besar seperti RTX Corp, Boeing Co, dan Northrop Grumman Corp diperkirakan akan berkunjung ke kerajaan, namun Gedung Putih tidak mengonfirmasi peralatan atau produsen spesifik mana pun sebagai bagian dari potensi penjualan kepada Arab Saudi.
Reuters juga tidak segera dapat mengklarifikasi berapa banyak dari kesepakatan yang ditawarkan merupakan barang baru. Banyak di antaranya telah dipersiapkan selama beberapa waktu, kata beberapa sumber kepada Reuters.
Arab Saudi adalah pelanggan terbesar untuk senjata AS. Pada tahun 2017, Presiden Trump mengusulkan penjualan senjata senilai sekitar US$110 miliar kepada kerajaan tersebut.
Namun, hingga tahun 2018, hanya US$14,5 miliar dari penjualan yang telah dimulai dan Kongres mulai mempertanyakan kesepakatan ini menyusul pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.
Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden berusaha tanpa hasil untuk menyelesaikan perjanjian pertahanan dengan Riyadh sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas yang membayangkan normalisasi hubungan Arab Saudi dengan Israel.
Dalam catatan fakta Gedung Putih, tidak disebutkan apakah Riyadh akan diizinkan untuk membeli pesawat tempur F-35 buatan Lockheed, yang telah dilaporkan menarik perhatian kerajaan selama bertahun-tahun.
Kedua negara telah membahas potensi pembelian pesawat F-35 oleh Riyadh, kata dua sumber yang diberi pengarahan mengenai diskusi tersebut kepada Reuters.
Namun, tidak jelas apakah Washington akan mengizinkan kerajaan tersebut untuk melanjutkan pembelian yang akan memberikan Arab Saudi senjata canggih yang digunakan oleh sekutu dekat AS, Israel, menurut salah satu sumber.
Sumber kedua menyebutkan bahwa keunggulan militer kualitatif, atau jaminan AS bahwa Israel menerima senjata Amerika yang lebih canggih dibandingkan negara-negara Arab, adalah isu yang "telah muncul".
Sumber-sumber tersebut berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim.
Israel telah mengoperasikan F-35 selama sembilan tahun, membangun beberapa skuadron. Pemerintah di Teluk telah lama mencari pesawat tempur paling canggih, yang dibangun dengan teknologi siluman yang memungkinkannya menghindari deteksi musuh. Jika AS menyetujui transfer ini, Arab Saudi akan menjadi negara kedua di Timur Tengah setelah Israel yang mengoperasikan pesawat tempur F-35.